Saturday, September 8, 2012

Pemprov DKI Siapkan 6 Proyek Infrastruktur Raksasa

Oleh: Bappeda DKI
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo siap membangun 6 (enam) proyek infrastruktur di DKI Jakarta, yang akan dibangun secara bertahap mulai 2013 dengan total investasi sekitar Rp 442 triliun. Rencana ini disampaikan Fauzi Bowo kepada wartawan di Jakarta, pekan lalu.

Proyek-proyek raksasa yang akan dibangun tersebut antara lain proyek pembangunan transportasi yakni Mass Rapid Transit (MRT) dengan total investasi Rp103 triliun yang terdiri dari tahap I Lebak Bulus hingga Bundaran HI Rp23 triliun, dan ruas Balaraja hingga Cikarang sekitar Rp70 triliun hingga Rp80 triliun; serta pembangunan infrastruktur 6 ruas jalan tol sepanjang 75 km dengan investasi sekitar Rp40 triliun hingga 45 triliun.
“DKI juga akan membangun proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di sepanjang pantai utara Jakarta dengan total investasi mencapai Rp200 triliun; dan proyek pengembangan air minum melalui pipanisasi Jatiluhur senilai Rp4 triliun,” kata Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo sembari menyebutkan masih ada pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Ali Sadikin di Marunda dengan total investasi Rp50 triliun; dan Pengembangan Pengolahan Air Limbah (sewage) dari 2,2% menjadi 22,5% dengan nilai investasi Rp40 triliun.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan untuk membangun proyek-proyek raksasa tersebut, pemprov DKI akan menggandeng pihak swasta untuk ikut berinvestasi dalam skema pembiayaan public private partnership (PPP).

“Jakarta memiliki iklim investasi yang sangat baik, peluang untuk investasi dibidang infrastruktur pun masih sangat terbuka lebar, dan ini harus dipacu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita,” ucap Fauzi Bowo disela-sela  acara pameran infrastruktur (IIICE 2012), di Jakarta Convention Center, Kamis (30/8).

Guna mendorong partisipasi pihak swasta, Foke berjanji akan melakukan berbagai macam penyederhanaan dan perbaikan regulasi yang selama ini menghambat dan sering dikeluhkan pihak swasta. “Pemda siap melakukan penyesuaian dan penyederhaan regulasi untuk mengundang pihak swasta berinvestasi guna mempercepat pembangunan infrastruktur,” tuturnya.

Selain itu, proyek yang akan ditawarkan kepada pihak swasta pun juga harus memiliki kelayakan dari sisi financial. Sementara bila proyek tersebut dinilai masih belum cukup layak, maka pemerintah provinsi akan membantu dalam bentuk sunk cost setelah itu dapat ditender kepada pihak swasta.

Misalnya saja dalam proyek pembangunan MRT. Menurutnya, untuk membangun konstruksi jalur kereta tersebut dilakukan melalui dana dari pemerintah provinsi dengan bantuan pinjaman dari JICA. Setelah konstruksi dibangun, maka pemerintah akan membuka tender operasional kepada pihak swasta untuk pengoperasian proyek tersebut.

“Proyek MRT nggak bisa serahkan seluruhnya pada swasta, fase konstruksinya ada di pemerintah. Untuk operasional baru ditender ke swasta,” tuturnya.

Direktur Utama PT MRT Tribudi Rahardjo mengatakan proses tender operasional MRT tahap I akan dilaksanakan pada 2013 mendatang sehingga pada saat konstruksi diselesaikan 2016 bersamaan dengan didapatkannya pemenang tender operasional.

“Pada awal 2017 pada saat dioperasikan sudah harus ada operatornya sehingga tender operator harus dimulai 3 tahun sebelum konstruksi selesai,” ucap Tribudi.

MRT merupakan transportasi massal berbasis rel yang akan membentang sekitar 110,8 kilometer. MRT ini terdiri dari koridor selatan-utara (Lebak Bulus-Kampung Bandan) sepanjang 23,8 kilometer dan koridor timur-barat sepanjang 87 kilometer.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menilai bahwa MRT merupakan transportasi berbasis rel yang paling memungkinkan dilakukan di Jakarta. Ia menilai proyek monorel yang sudah dimulai pada era gubernur sebelumnya sulit dilanjutkan karena masalah pendanaan. Sebagai gantinya, Fauzi menawarkan transportasi busway layang.

Pembangunan koridor selatan-utara dari Lebak Bulus hingga Kampung Bandan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 km dengan 13 stasiun, yaitu tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah. Proyek pertama ini ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016. Adapun tahap kedua akan melanjutkan jalur selatan-ytara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 kilometer yang ditargetkan beroperasi 2018.

Sementara untuk proyek enam ruas jalan tol, pemerintah telah mendapatkan pemenang tender yakni konsorsium PT Jakarta Tollroad Development (JTD) yang mana saat ini sedang dalam proses negosiasi investasi. Ditargetkan proses konstruksi bisa dilaksanakan pada 2013 mendatang.

Proyek enam ruas jalan tol yang melingkar di dalam ibu kota DKI Jakarta tersebut akan dilengkapi dengan bus Transjakarta express.

Untuk proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur, menurut Fauzi, akan dibangun untuk meningkatkan ketersediaan air baku di Jakarta, tender rencananya akan dibuka pada 2013 mendatanga. Untuk tahap pertama diproyeksikan dapat selesai pada 2015 dengan membawa air baku 5000 liter perdetik.

Di samping itu, Jakarta juga tengah mengembangkan pembangunan infrastruktur di Teluk Jakarta dengan besaran investasi mencapai Rp200 triliun yang diperkirakan akan memakan waktu 10 tahun.

(Bappeda  DKI Jakarta)

Sumber: http://www.setkab.go.id/artikel-5555-pemprov-dki-siapkan-6-proyek-infrastruktur-raksasa.html

No comments:

Post a Comment